Jumat, 08 Juni 2012

Guntur dan Kilat pun Bertasbih Memuji Allah SWT


Subhanallah, Guntur dan Kilat pun Bertasbih Memuji Allah SWT


Subhanallah, Guntur dan Kilat pun Bertasbih Memuji Allah SWT
Add caption
REPUBLIKA.CO.ID,  Pernahkah kita berpikir bagaimana guntur –- sebagai salah satu peristiwa atmosfer terhebat yang Allah ciptakan — itu terbentuk? Dan bagaimana pula guntur mampu melepaskan sejumlah energi yang demikian besar?
Menurut Harun Yahya, selama hujan, guntur dan kilat yang tersusun dari pembentukan cahaya-cahaya terang akibat pelepasan energi listrik di ruang atmosfir, sesungguhnya merupakan sumber energi yang menghasilkan listrik lebih besar dari pada ribuan pembangkit listrik–di samping sebagai fenomena iklim. 
Inilah kehebatan dan keajaiban kilat dan petir:
* Energi yang dilepas oleh sekali kilatan petir lebih besar dari pada energi yang dihasilkan seluruh pembangkit listrik di Amerika.
* Satu kilatan petir dapat menyalakan 100 watt bola lampu selama lebih dari tiga bulan.
* Pada titik sentuh petir ke bumi, cuaca memanas hingga 25.000 derajat Celcius. Kecepatan kilatan petir 150.000 km/detik dan rata-rata ketebalannya 2,5-5 cm.
* Petir menghasilkan molekul nitrogen yang dibutuhkan bagi tumbuh-tumbuhan di Bumi utuk menunjang kehidupanya.
* Setiap petir rata-rata memiliki 20.000 amper daya listrik. Seorang tukang las hanya menggunakan 250-400 amper untuk mengelas baja.
* Petir bergerak pada kecepatan 150.000 km/detik, hampir setengah kecepatan cahaya dan 100.000 kali lebih cepat dari kecepatan suara.
”Suara yang dilepaskan oleh satu kilatan lebih besar dari pada cahaya 10 juta bola lampu berdaya 100 watt. Jadi, apabila setiap rumah di Istanbul, Turki menyalakan satu bola lampu, pancaran cahaya dari satu kilatan petir akan lebih besar,” ungkap Harun Yahya.
Allah menyatakan fenomena kilat yang menakjubkan ini sebagai berikut “…Kilauan kilatnya hampir membutakan pandangan.” (al-Nur: 43)
Bagaimanakah kilat terbentuk?
Menurut Harun Yahya, udara–yang dipanaskan oleh cahaya matahari–naik membawa molekul-molekul air yang menguap di dalamnya. Ketika udara yang naik ini mencapai ketinggian 2-3 km, udara tesebut bersentuhan dengan lapisan udara dingin. Saat kenaikan udara, kristal-kristal es yang terbentuk di dalam awan melepaskan energi listrik statis yang terbentuk karena pergesekan. Energi listrik ini mengandung unsur positif (+) pada lapisan atas awan dan unsur negatif (-) pada lapisan bawahnya. Ketika awan cukup terisi untuk mengionisasi udara; maka petir terbentuk.
Mengapa bisa bergemuruh?
Menurut Harun Yahya, petir memanaskan udara di sekitarnya hingga 30.000 derajat celcius dalam sepersejuta detik. Udara yang dipanskan meluas, dan menyebarkan gelombang suara yang lebih cepat dari kecepatan suara; dengan tekanan 100 kali lebih besar dari tekanan atmosfir normal. Sama halnya dengan pesawat yang melintas dengan kecepatan suara, ini menyebabkan ledakan suara (gemuruh) di udara, sehingga dinamakan gemuruh/guntur.
Mengapa cahaya dan suara guntur tidak bersamaan mencapai bumi?
Harun Yahya mengungkapkan, hal ini dikarenakan suara guntur mencapai pendengaran kita dengan kecepatan suara (340 m/detik di udara); sedangkan petir mencapai visual (penglihatan ) kita dengan kecepatan cahaya (99, 793 km/detik). Ini menyebabkan perbedaan waktu antara dua peristiwa, dan dengan demikian membuat kilatan (petir) mencapai bumi lebih sebelum guntur.
Apa perbedaan antara kilat dan petir?
Ketika perbedaan muatan listrik menjadi lebih besar antara bumi dan awan, udara menjadi lebih mudah ditembus dari bumi ke awan; pelepasan energi listrik dimulai melalui saluran penghantar yang dibentuk oleh udara yang ditembus itu. Pelepasan energi listrik dari awan disebut dengan kilat, dan pelepasan energi listrik dari bumi disebut petir atau sambaran balik.
Kebenaran kilat yang dinyatakan dalam Alquran
Guruh atau Guntur ternyata terpilih menjadi nama salah satu surah dalam Alquran, yakni surah al-Ra’d. Allah memberitahukan bahwa guntur dibentuk oleh kilat yang bertasbih memuji-Nya: “Dan guruh bertasbih memuji-Nya (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya…” (al-Ra’d: 13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar