Senin, 23 Juli 2012

Waktu-waktu yang Mustajab untuk Berdoa


membuat dan memasang widget berlangganan artikel blog
Add caption

Allah memberikan masing-masing waktu dengan keutamaan dan kemuliaan yang berbed-beda, di antaranya ada waktu-waktu tertentu yang sangat baik untuk berdoa, akan tetapi kebanyakan orang menyia-nyiakan kesempatan baik tersebut. Mereka mengira bahwa seluruh waktu memiliki nilai yang sama dan tidak berbeda. Bagi setiap muslim
seharusnya memanfaatkan waktu-waktu yang utama dan mulia untuk berdoa agar mendapatkan keberkahan, keberuntungan, kemenangan dan keselamatan.
Adapun waktu-waktu mustajabah tersebut antara lain:
Sepertiga Akhir Malam
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga berbaki sepertiga akhir malam, lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa, maka Aku akan kabulkan, barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barangsiapa yang meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya”. (Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat bab Doa Nisfullail 7/149-150)
Tatkala Berbuka Puasa
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak”. (Sunan Ibnu Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da’watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422.Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17).
Setelah Shalat Fardhu
Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang doa yang paling didengar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau menjawab. “Artinya : Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai shalat fardhu”. (Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’awaat 13/30. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No. 2782).
Pada Saat Perang Berkecamuk
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak ; doa pada saat adzan dan doa tatkala peang berkecamuk”. (Sunan Abu Daud, kitab Jihad 3/21 No. 2540. Sunan Baihaqi, bab Shalat Istisqa’ 3/360. Hakim dalam Mustadrak 1/189.Dishahihkan Imam Nawawi dalam Al-Adzkaar hal.341. Dan Al-Albani dalam Ta’liq Alal Misykat 1/212 No. 672).
Sesaat Pada Hari Jum’at
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Abul Qasim Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sesungguhnya pada hari Jum’at ada satu saat yang tidak bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut”. (Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat 7/166. Shahih Muslim, kitab Jumuh 3/5-6)
Waktu yang sesaat itu tidak boleh diketahui secara tepat dan masing-masing riwayat menyebutkan waktu tersebut secara berbeza-beza, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/203. Dan kemungkinan besar waktu tersebut berada pada saat imam atau khatib naik mimbar hingga selesai shalat Jum’at atau hingga selesai waktu shalat ashar bagi orang yang menunggu shalat maghrib.
Pada Waktu Bangun Tidur Pada Malam Hari
Dari ‘Amr bin ‘Anbasah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya :Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya”. (Sunan Ibnu Majah, bab Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri 1/371 No. 595)
Terbangun tanpa sengaja pada malam hari. (An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190) Yang dimaksud dengan “ta’ara minal lail” terbangun dari tidur pada malam hari.
Diantara Adzan dan Iqamah
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Doa tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah”. (Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat 13/87. Sunan Al-Baihaqi, kitab Shalat 1/410. Dishahihkan oleh Al-Albani, kitab Tamamul Minnah hal. 139)
Pada Waktu Sujud Dalam Shalat
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh-sungguhlah berdoa sebab saat itu sangat tepat untuk dikabulkan”. (Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur’an fi Ruku’ wa Sujud 2/48) Yang dimaksud adalah sangat tepat dan layak untuk dikabulkan doa kamu.
Pada Saat Sedang Kehujanan
Dari Sahl bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan”. (Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114.Dishahihkan oleh Al- Albani dalam Shahihul Jami’ No. 3078).
Imam An-Nawawi berkata bahwa penyebab doa pada waktu kehujanan tidak ditolak atau jarang ditolak disebabkan pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. (Fathul Qadir 3/340).
Pada Saat Ajal Tiba
Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda. “Artinya : Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya’. Semua keluarga gempar. Beliau bersabda : ‘Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan”. (Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38)
Pada Malam Lailatul Qadar
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. “Artinya : Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. (Al-Qadr : 3-5) Imam As-Syaukani berkata bahwa kemuliaan Lailatul Qadar amat diharapkan doa setiap orang pasti dikabulkan. (Tuhfatud Dzakirin hal. 56)
Pada Hari Arafah
Dari ‘Amr bin Syu’aib Radhiyallahu ‘anhu dari bapanya dari datuknya bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah”. (Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat 13/83. Dihasankan oleh Al-Albani dalam Ta’liq alal Misykat 2/797 No. 2598
Koment :
Dalil yang disebutkan diatas hanya menjelaskan tentang pada saat perang berkecamuk.Hikmahnya bahwa dalam kondisi darurat (tidak aman) hendaknya tetap selalu berdoa, mendekatkan diri, dan berserah diri serta bersangka baik kepada Allah.Tidak larut dengan rasa takut dan memohon rasa aman hanya kepadanya, karena semua itu dariNYa.

Sedangkan tentang doa orang yang terdzalimi tidak ada hijab denganYa. Dalil-dalil yang berhubungan dengan hal tersebut antara lain:
”Ada tiga orang yang tidak ditolak doa mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan doa orang yang dizalimi (teraniaya). Doa mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, “Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera.”” (HR. Tirmidzi).

Abu Hurairah berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.”
[Abu Dawud: 8-Kitab Ash Shalah, 29- Bab Ad Du’a bi Zhahril Ghaib. Tirmidzi: 25-Kitab Al Birr wash Shilah, 7- bab Maa Jaa fii Da’watil Walidain. Ibnu Majah: 34-Kitab Ad Du’a, 11-Bab Da’watul Walidain wa Da’watul Mazhlum, hal. 3862]

Hikmahnya Ketika kita terdzolimi hendaknya kita mengambil sikap positif, tidak emosional, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan,tetapi memohon rahmat bahkan medoakan orang yang menganiaya tersebut.

Disisi lain, kita harus berhati-hati dalam hidup ini, jangan sampai kita mendzolimi. Bukan tidak mungkin orang yang kita dzolihmi mendoakan adzab atas kejahatan kita.
jadi waktu kita terdzolimi termasuk waktu mustajab untuk berdoa, terlepas saat perang maupun disaat aman.

Demikian, Alhamdulillahi jazaa kumullohu khoiron.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar