Add caption |
"Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Laa ilaaha illalloohu walloohu Akbar Alloohu Akbar wa lillaahil-hamdu"
Banyak juga yang menambahkan bacaan-bacaan lain setelah bacaan di atas. Kalau didengar-dengarkan rasanya pas dan enak di telinga. Tapi kebanyakan kita mengumandangkan bacaan-bacaan Takbir Hari Raya tersebut hanya ikut-ikutan orang-orang tua/pendahulu kita. Dari manakah kita mengetahui bacaan-bacaan Takbir Hari Raya yang seperti itu? Terus terang saja saya belum pernah ditunjukkan dalil tentang bacaan Takbir Hari Raya yang seperti itu. Karena belum tahu tuntunannya, maka sekarang saya tidak ikut-ikutan mengumandangkan Takbir Hari Raya yang seperti itu walaupun dulunya saya juga ikut seperti itu. Sekali lagi berdasarkan apa yang saya pahami bahwa asalnya ibadah itu mengikut apa yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabatnya.
Lalu bagaimanakah bacaan Takbir Hari Raya yang saya lakukan? Bacaan Takbir pada hari Raya yang bersumber dari shahabat Umar dan Ibnu Mas'ud adalah : "Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Laa ilaaha illalloohu walloohu Akbar Alloohu Akbar wa lillaahil-hamdu"
(Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada Tuhan (yang sebenarnya) melainkan Allah, dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan kepunyaan Allah-lah segala pujian". [Dalam Nailul Authar juz 3 hal. 358, Fiqhus Sunnah juz 1 hal. 275]
Dari keterangan hadits di atas bacaan Alloohu Akbar dibaca 2x, sedangkan yang umumnya kita kumandangkan Alloohu Akbar 3x. Jadi jelasnya bacaan Takbir Hari Raya yang saya pakai berdasarkan sumber hadits tersebut adalah "Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Laa ilaaha illalloohu walloohu Akbar Alloohu Akbar wa lillaahil-hamdu". Bacaan ini dikumandangkan sendiri-sendiri (tanpa dikomando salah satu orang), dikumandangkan saat kita tiba di tanah lapang sambil menunggu imam sholat.
Namun begitu bagi yang suka mengumandangkan Takbir Hari Raya seperti yang biasa dilakukan umumnya masyarakat tersebut silahkan, tidak perlu diributkan. Saudara-saudara melakukan seperti itu silahkan, kalau saya melakukan seperti ini. Saling menghormati, sekali lagi saya berprasangka baik saja, mungkin saudara-saudara semua sudah mengetahui tuntunannya tentang bacaan Takbir Hari Raya yang seperti itu. Karena saya belum mengetahuinya maka saya tidak mengamalkannya. Berdasarkan yang saya ketahui dan saya pahami bahwa yang dianggap baik menurut manusia itu belum tentu baik di sisi Allah SWT.
Lalu bagaimanakah bacaan Takbir Hari Raya yang saya lakukan? Bacaan Takbir pada hari Raya yang bersumber dari shahabat Umar dan Ibnu Mas'ud adalah : "Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Laa ilaaha illalloohu walloohu Akbar Alloohu Akbar wa lillaahil-hamdu"
(Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada Tuhan (yang sebenarnya) melainkan Allah, dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan kepunyaan Allah-lah segala pujian". [Dalam Nailul Authar juz 3 hal. 358, Fiqhus Sunnah juz 1 hal. 275]
Dari keterangan hadits di atas bacaan Alloohu Akbar dibaca 2x, sedangkan yang umumnya kita kumandangkan Alloohu Akbar 3x. Jadi jelasnya bacaan Takbir Hari Raya yang saya pakai berdasarkan sumber hadits tersebut adalah "Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Laa ilaaha illalloohu walloohu Akbar Alloohu Akbar wa lillaahil-hamdu". Bacaan ini dikumandangkan sendiri-sendiri (tanpa dikomando salah satu orang), dikumandangkan saat kita tiba di tanah lapang sambil menunggu imam sholat.
Namun begitu bagi yang suka mengumandangkan Takbir Hari Raya seperti yang biasa dilakukan umumnya masyarakat tersebut silahkan, tidak perlu diributkan. Saudara-saudara melakukan seperti itu silahkan, kalau saya melakukan seperti ini. Saling menghormati, sekali lagi saya berprasangka baik saja, mungkin saudara-saudara semua sudah mengetahui tuntunannya tentang bacaan Takbir Hari Raya yang seperti itu. Karena saya belum mengetahuinya maka saya tidak mengamalkannya. Berdasarkan yang saya ketahui dan saya pahami bahwa yang dianggap baik menurut manusia itu belum tentu baik di sisi Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar