Add caption |
"Sabar" secara konkrit tidak terbatas pada ruang dan waktu. "Sabar" adalah menahan diri dan menanggung suatu penderitaan baik dalam sesuatu yang tidak diinginkan ataupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang sangat dicintai atau disenangi.
Menurut Imam Al-Gozali, "sabar" adalah sesuatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuhnya adalah atas dorongan ajaran agama. Sedangkan menurut Ulama Sufi, "sabar" adalah tidak mudah teragitasi oleh sesuatu kejadian yang di luar keinginan manusia. Jadi "sabar" adalah sanggup menunggu yang ditunggu adalah sesuatu yang pasti datang ("sabar" dalam kamus Islam adalah aktif dan dinamis).
Salah satu akhlak mulia yang harus dimiliki kaum Muslimin adalah "sabar" dan tahan menderita, karena "Allah". "Sabar" dalam melatih diri dan rela terhadap sesuatu yang tidak disenanginya yang menyangkut ibadah kepada "Allah".
Umat Islam sangat dianjurkan untuk menjadi orang yang "sabar". "Allah" telah memfirmankan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqqarah Ayat 45 : "Dan mintalah pertolongan (kepada "Allah") dengan "sabar" dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali orang-orang yang khusyuk".
Ke"sabar"an dan tidak berkeluh kesah termasuk akhlak yang harus diusahakan dan diperoleh melalui latihan dan perjuangan melawan hawa nafsu. Setiap kaum Muslimin mengetahui bahwa "sabar" merupakan perintah "Allah" SWT sebagaimana firman "Allah" dalam Surat Ali 'Imran Ayat 200: "Hai orang-orang yang beriman, ber"sabar"lah kamu dan kuatkanlah ke"sabar"anmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada "Allah" supaya kamu beruntung (sukses)."
Dan firman "Allah" dalam Surat Al-Baqaeah Ayat 153: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah "sabar" dan shalat sebagai penolongmu....."
Lalu firman "Allah" SWT dalam Surat An-Nahl Ayat 127: "Ber"sabar"lah (hai Muhammad) dan tiadalah ke"sabar"anmu itu melainkan dengan pertolongan "Allah"...."
Kemudian firman "Allah" dalam Surat Luqman Ayat 17: ".... dan ber"sabar"lah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh "Allah").'"
Juga firman "Allah" dalam Surat Al-Baqarah Ayat 155-157: "... Dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang yang "sabar", (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
Kemudian "Allah" berfirman dalam Surat As-Sajadah Ayat 24: "Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka "sabar" dan selalu meyakini ayat-ayat Kami."
"Allah" sangat menyukai orang-orang yang "sabar", oleh karena itu "Allah" selalu menyertai orang yang "sabar", seperti yang difirmankan-Nya dalam Al-Qur'an Surat Al-Anfaal 46 : "....., sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang "sabar".
Bahkan, begitu cintanya "Allah" kepada orang yang "sabar", "Allah" memberikan kekuatan, seperti yang dijanjikan-Nya dalam Al-Qur'an Surat Al-Anfaal Ayat 66 : "Sekarang "Allah" telah meringankan kepadamu dan Dia telah
mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang "sabar", niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang, dan jika di antaramu ada seribu orang (yang "sabar"), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin "Allah". Dan "Allah" beserta orang-orang yang "sabar".
Balasan bagi orang-orang yang "sabar" sangatlah besar. "Allah" akan memberikan balasan kepada orang-orang yang "sabar " dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (Al-Qur'an, Surat An Nahl Ayat 96).
Bahkan pahalanya tanpa batas, seperti janji "Allah" dalam Al-Qur'an Surat Az-Zumar Ayat 10 : "...... Sesungguhnya hanya orang-orang yang ber"sabar"lah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas".
"Allah" menganugerahkan sifat-sifat yang baik kepada orang-orang yang "sabar". seperti Firman "Allah" SWT dalam Al-Qur'an Surat Fushshilat Ayat 35 : "Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang "sabar" dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar".
Mereka akan dibalas dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena ke"sabar"an mereka dan mereka akan disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat didalamnya. (Al-Qur'an Surat Al-Furqaan Ayat 75).
Supaya ke"sabar"an kita selalu terjaga, maka seharusnya kita selalu berdo'a : "................... Ya Tuhan kami, limpahkanlah ke"sabar"an kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu). (Al-Qur'an Surat Al-A'raaf Ayat 126).
Hidup ini akan terasa sangat indah apabila ke"sabar"an dimiliki dan diterapkan oleh semua orang di dunia ini.
Subhanallah......
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Ke"sabar"an itu penerangan(cahaya)". (Muslim).
Rasulullah SAW bersabda: "Dan siapa yang memelihara kesopanan dirinya, "Allah" akan memelihara kesopanannya dan siapa yang merasa cukup, maka "Allah" akan mencukupinya dan siapa yang melatih ke"sabar"an, maka "Allah" akan menyabarkannya. Dan tiada seorang yang mendapat karunia (pemberian) "Allah" yang lebih baik dari ke"sabar"an." (Bukhari).
Lalu Rasulullah juga bersabda: "Sangat mengagumkan keadaan seorang Mukmin, sebab keadaan bagaimanapun baginya adalah baik dan tidak mungkin terjadi demikian, kecuali bagi seorang Mukmin. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur dan itu baik baginya, dan bila menderita kesusahan, ia ber"sabar", maka ke"sabar"an itu lebih baik baginya." (Muslim).
Kemudian sabda Rasulullah SAW kepada putrinya yang mengutus seseorang, meminta agar Nabi segera datang, karena putranya sakit hampir meninggal. Maka Rasulullah bersabda kepada utusannya: "Kirim salam dan katakan padanya, sungguh terserah kepada "Allah" untuk memberi atau mengambil kembali dan segala sesuatu tergantung pada ajal yang ditentukan baginya, maka hendaklah "sabar" dan mengharap pahala dari "Allah"." (Bukhari).
Juga sabda Rasulullah SAW: "Allah telah berfirman: "Apabila Aku menguji seorang hamba-Ku dengan buta kedua matanya, kemudian ia "sabar", maka Aku menggantikannya dengan surga." (Bukhari).
Rasulullah juga bersabda: "Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya cobaan. Apabila "Allah" mencintai suatu kaum, Ia menimpakan cobaan kepada mereka. Maka siapa yang ridha, mendapat keridhaan "Allah" dan siapa yang murka, mendapat murka "Allah"." (Tirmidzi dan Ibn Majah).
Kemudian Rasulullah bersabda: "Tidak henti-hentinya cobaan menimpa kaum Muslimin, baik mengenai diri, sanak keluarganya atau harta kekayaannya hingga ia menghadap kepada "Allah" sudah bersih dari dosa (tidak ada tuntutan) padanya." (Tirmidzi).
Tahan menderita juga termasuk "sabar", tapi lebih berat. Hal itu merupakan harta perniagaan para Siddiqin dan tanda-tanda orang saleh. Hakikat tahan menderita adalah orang Muslim menderita karena untuk kepentingan "Allah", lalu ia ber"sabar" dan tahan uji. Ia tidak menolak kejahatan, kecuali dengan kebaikan. Ia tidak membalas untuk kepentingan pribadinya, sepanjang hal itu berada di jalan "Allah" dan untuk mencari ridha "Allah". Teladan mengenai hal itu terdapat pada para Rasul dan salihin. Karena jarang orang yang berjuang di jalan "Allah" tidak mendapat penderitaan, karena hal itu merupakan sarana bertemu dengan "Allah".
Ketika Rasulullah membagikan harta rampasan perang, seorang Arab dusun berkata: Aku tidak mau harta rampasan itu menurut cara yang ditentukan "Allah". Maka hal itu disampaikan kepada Rasulullah. Maka ketika itu wajah Rasulullah merah. Kemudian beliau bersabda: "Semoga "Allah" merahmati saudaraku Musa. Ia lebih menderita dari ini, tapi ia pun ber"sabar". (Muttafaq 'alaih).
"Allah" berfirman dalam Surat Ibrahim Ayat 12: "Mengapa kami tidak akan bertawakal kepada "Allah", padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan ber"sabar" terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada "Allah" saja orang-orang (Mukmin) yang bertawakal itu berserah diri."
Dengan beberapa contoh nyata dari generasi terdahulu perihal ke"sabar"an dan tahan uji, maka seorang Muslim akan mampu hidup "sabar" dengan mengharap ridha "Allah". Ia hadapi segala cobaan dan penderitaan tanpa mengeluh, marah ataupun membalas keburukan dengan keburukan melainkan dengan kebaikan. Ia pemaaf, "sabar" dan mengampuni segala kesalahan orang lain. Sebagaimana firman "Allah" dalam Surat Asy-Syura Ayat 43: "Tetapi orang yang ber"sabar" dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan."
Menurut Abdus Samad Al Palimbani, tingkatan "sabar" ada tiga, yaitu:
1. "Sabar" orang awam (tasabbur) yakni menanggung kesusahan dan menahan kesakitan dalam menerima hukuman Allah SWT.
2. "Sabar" orang yang menjalani tarekat, yakni terbiasa dengan sifat "sabar".
3. "Sabar" orang arif (istibar) yakni merasa lezat dengan bala' dan merasa rela dengan pemberian Allah SWT atas dirinya.
Manfaat "sabar" menurut KH MD Sirojudin dalam bukunya yang berjudul 'Hakekat Ikhlas dan Indahnya Ke"sabar"an, adalah:
1. Sikap "sabar" dapat membimbing seseorang kepada tingkat pengabdian kepada Allah secara sempurna.
2. Sikap "sabar" dapat menstabilkan jiwa seseorang sehingga bertindak sesuatu seimbang.
3. Sikap "sabar" dapat meredam amarah dan dendam.
4. Sikap "sabar" cerminan hati nurani yang selalu menguntungkan orang lain.
5. Orang yang ber"sabar" bila berbicara dan bertindak selalu menyejukkan dan membahagiakan orang lain.
6. "Sabar" merupakan pondasi kezuhudan dan ketawaduan.
Sikap "sabar" sebenarnya sangat perlu dimiliki oleh setiap orang karena "sabar" merupakan perisai hidup sehingga Allah berfirman dalam Surat Yusuf Ayat 18 "Sabar" itu indah" (Asshobaru jamil). Kita harus selalu ber"sabar" dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan yang terjadi. Anggaplah semua yang terjadi adalah suatu ujian dan cobaan..
SILAHKAN DI SUKAI / DI BAGIKAN KE BERANDA / DI TANDAI DI SALAH SATU FOTO DI ALBUM JIKA YANG DI TANDAI DAPAT TERMOTIVASI TUK BAIK,. INSYAALAH AKAN DI CATATKAN SEBAGAI SUATU AMAL BAIK, AAMIIN,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar