Rabu, 14 November 2012

Kelompok Ini Percaya Bumi Itu Datar, Seperti Piringan


Ilustrasi bumi yang datar, dikelilingi Antartika yang serupa dinding es.
Add caption
VIVAnews – Murid sekolah dasar pun tahu, Bumi itu bulat. Namun, sejumlah orang yang tergabung dalam kelompok Flat Earth Society berpikir sebaliknya. Mereka luar biasa yakin, planet yang ditinggali manusia ini berbentuk datar.
Ini yang jadi alasan mereka: saat berjalan di atasnya, permukaan planet ini nampak dan terasa datar. Oleh karena itulah mereka menepis  semua bukti yang menunjukkan Bumi itu bulat, seperti halnya foto-foto Bumi dari luar angkasa. Menurut mereka,  itu tak lebih dari rekayasa konspirasi pendukung bahwa bumi bulat yang diatur oleh Badan Antariksa AS (NASA) dan badan pemerintah lainnya. Sebuah konspirasi tingkat tinggi. 
Foto-foto Bumi, kata mereka, diolah memakai photoshop. Peralatan GPS pun direkayasa. Tujuannya, mereka belum menyimpulkan, namun diduga motif keuangan.

Para pimpinan Flat Earth Society mengklaim, pendukung mereka makin banyak, bertambah 200 orang per tahunnya sejak tahun 2009. Kebanyakan dari mereka adalah warga AS dan Inggris. Tak kenal lelah mereka memperkenalkan teori bumi datar di internet, wawancara media, dan Twitter.
Namun, ini abad ke-21 ini, di mana informasi berkembang pesat dan teknologi luar angkasa luar biasa maju. Apakah mereka serius?
Setidaknya, para pendukung teori bahwa bumi itu datar mencoba menawarkan penjelasan ilmiah, atau seakan-akan ilmiah.
Salah satu teori terkemuka mereka menyebut Bumi serupa piringan, di mana Lingkaran Arktik berada di pusatnya, sementara Antartika, sebuah dinding es setinggi 150 kaki atau 45,7 meter, berada di pinggirannya.
Mereka mengklaim, NASA mempekerjakan sejumlah orang untuk menjaga ketat dinding es ini, mencegah siapapun memanjatnya dan terjatuh dari piringan bumi.
Sementara siklus siang dan malam Bumi dijelaskan sebagai berikut: matahari dan bulan adalah benda berbentuk bulat berdiameter 51 kilometer, yang berputar di  ketinggian 4.828 kilometer di atas bumi yang datar.  Seperti lampu sorot, bola-bola langit itu menerangi bagian yang berbeda dari planet dalam siklus 24 jam. Para pendukung teori ini juga yakin ada obyek tak terlihat  bernama “antimoon” (anti-bulan) yang bertanggung jawab mengaburkan bentuk bulan, menjadi bulan sabit misalnya.
Lebih jauh lagi, bagi mereka, gravitasi bumi tak lain tak bukan adalah ilusi. Daya tarik bumi, menurut mereka, tidak mempercepat benda ke bawah, namun piringan bumi lah yang mempercepat gerak benda 9,8 meter per detik kuadrat, didorong oleh kekuatan yang dinamakan “energi gelap”.
Sementara, apa yang ada di bawah piringan Bumi belum  diketahui, mereka yang yakin bumi itu datar, menduga dasar bumi dibentuk dari batu.
Bukan lelucon

Cara berpikir kelompok Flat Earth Society mengikuti cara pikir “Metode Zetetic”, metode ilmiah alternatif yang berkembang di abad ke-19.
“Pada dasarnya metode ini menekankan pada rekonsiliasi antara empirisme dan dan rasionalisme, dan membuat kesimpulan logis berdasarkan data empiris,” kata wakil ketua Flat Earth Society, Michael Wilmore asal Irlandia pada situs sains, Life’s Little Mysteries.
Detail yang mereka mungkin absurd dan seperti gurauan, namun para pendukungnya benar-benar menganggapnya sebagai model astronomi yang lebih masuk akal daripada yang bisa ditemukan dalam buku teks. Singkatnya, mereka tidak sedang membuat lelucon.
Yang tak kalah aneh, Wilmore dan ketua Flat Earth Society, Daniel Shenton,0 berpikir, bukti pemanasan global adalah kuat dan nyata, meski banyak bukti berasal dari data satelit NASA, yang mereka sebut sebagai rajanya konspirasi yang menyebarkan paham Bumi itu bulat.
Meski membuat banyak orang geleng-geleng kepala, kepercayaan kelompok itu tidak mengejutkan bagi para ahli. Karen Douglas, psikolog dari  University of Kent, Inggris mengatakan mereka yang percaya bahwa bumi itu datar sama dengan mereka yang percaya teori konspirasi.
Ada dorongan dasar dalam setiap teori konspirasi. Bahwa pendukungnya menyajikan teori konspirasi tentang isu penting atau kejadian besar tertentu, dan membangun penjelasan mengapa seseoprang atau lembaga tertentu menutup-nutupinya.
Namun, bagi Eric Oliver, ilmuwan politik dari University of Chicago, bahkan di kalangan sesama pendukung teori konsporasi, keyakinan bahwa bumi itu bulat adalah sebuah anomali.
Sebab, tidak seperti teori konsporasi lain yang menunjuk pada UFO, extrasensory perception (ESP), hantu, iblis atau sesuatu yang tak terlihat, Flat Earth Society bersikukuh pada sesuatu yang fisik: bentuk Bumi.
Sumber: Life’s Little Mysteries

Tidak ada komentar:

Posting Komentar