Add caption |
VIVAnews - Pada tahun 2000, arsitek Kyohei Sakaguchi berjalan melintasi kampung gelandangan di pinggiran sungai Tokyo, Jepang. Menurut MNN, gelandangan yang tinggal di dalam rumah mini ini pernah bekerja untuk perusahaan kamera. Dia telah mengenal cara kerja elektronika.
Rumah ini memang kecil. Tapi, dibuat dengan baik oleh orang yang masuk kategori “tunawisma”.
Interior rumah mini ini dibuat dari kayu. Atapnya dibuat dari kardus. Dia menutupi sisi rumah dengan lapisan vinil biru yang lebar. Barang-barang persediaannya diletakkan di bawah lantai.
Rumah ini tidak terhubung dengan jalan. Dia hanya menaruhnya di jalan.
“Dia mengatakan kepada saya bahwa rumah ini pernah bisa mengapung di atas air. Rumah ini juga dapat menjadi kapal!” ujar Sakaguchi kepada Neatorama.
Pada 2004, Sakaguchi merilis buku Rumah Nol Yen. Menurut An-architecture, buku ini membahas rumah gelandangan di Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Publikasi ini meneliti perbedaan metode konstruksi dan material yang digunakan para gelandangan.
Buku ini menunjukkan efisiensi dan penghematan sumber material dalam membangun struktur rumah. Ironisnya, ini menjadi bentuk arsitektur sementara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar