Menurut para peneliti, temuan mereka dapat membantu mengembangkan jenis obat baru untuk pasien yang menjalani transplantasi organ dan jaringan, serta mereka yang menderita penyakit autoimun, seperti lupus. Gangguan autoimun adalah kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang membuat badan menyerang jaringannya sendiri.
Diterbitkan pada jurnal PLoS ONE, penulis penelitian, Makio Iwashima, Profesor dari Departemen Mikrobiologi dan Imunologi di Loyola University Chicago Stritch School of Medicine, mengatakan bahwa para ilmuwan memiliki bukti bahwa omentum bukan hanya lemak. Omentum adalah selaput yang melapisi rongga abdomen dan meliputi sebagian besar organ-organnya.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Iwashima mempelajari pengaruh dari
interaksi sel lemak perut dan T-limfosit pada tikus. T-limfosit adalah
penghalang imun pertama sebelum terjadinya infeksi, sel ini mampu
mengidentifikasi, menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, serta
agen infeksi lainnya.
Biasanya, T-limfosit memperbanyak diri untuk menangkal infeksi, dan
memproduksi antibodi. Namun, ketika peneliti mencoba menggabungkan sel-sel lemak perut dengan T-limfosit yang telah diaktifkan, T-limfosit tidak meningkat jumlahnya, seperti yang seharusnya dilakukan, melainkan mati.
Ini berarti bahwa sel omentum mengeluarkan zat yang menekan sistem
kekebalan tubuh. Temuan ini dapat berfungsi untuk menciptakan obat
baru yang dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh dengan minimnya efek samping, dibandingkan obat imunosupresif yang digunakan saat ini.
Obat tersebut dapat digunakan untuk mencegah penolakan pasien, yang telah menjalani transplantasi paru-paru. Profesor Iwashima menunjukkan bahwa selain kemampuan untuk mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, omentum juga memainkan peran penting dalam regenerasi jaringan yang rusak.
Karena, omentum berisi sel batang mesenchymal yang terhubung ke tempat luka dan membantu dalam memperbaiki jaringan. Sel-sel ini memiliki kemampuan untuk berubah menjadi berbagai jenis sel khusus.
Dalam studi mereka, para peneliti menunjukkan bahwa kultur sel omentum dapat diubah menjadi sel paru-paru, serta menjadi sel-sel tulang. Dr. Iwashima percaya bahwa lemak perut bisa menjadi sumber sel-sel khusus untuk pengobatan dan perbaikan jaringan organ yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar