Add caption |
VIVAnews - Jika durian dianggap buah surga, banyak orang mungkin menolak masuk nirwana. Inti dari pengalaman menyantapnya - selain daging lembut dan rasa berlapis-lapis - mungkin berkaitan dengan aromanya: bagi penggemarnya menjadi pengalaman berharga, namun menempatkan pembencinya ke jurang kemuakan.
Tentang baunya yang tajam, seorang petualang Prancis, Henri Mouhot, pernah mendengus: Ketika mencicipinya untuk kali pertama, buah itu terasa seperti daging binatang yang sedang membusuk.
Ia telah berkutat dengan 90 varietas durian, memilah-memilahnya berdasarkan keakuratan penciumannya, dan memilih keturunan yang dianggap sempurna.
Generasi demi generasi ia temukan, dan berbarengan dengan itu, ia mulai menemukan jenis durian yang diinginkannya. Menurutnya, hasil penyilangan itu siap dipasarkan.
Tahun 2007, ia telah mengumumkan jenis durian 'wangi' dengan nama Chantaburi No. 1. Tahun ini, temuan keempat, kelima, dan keenam telah lebih disempurnakan. Tak hanya itu, sang doktor mengatakan lebih banyak durian berbau sedap menumpuk di laboratoriumnya.
Tak semua khalayak angkat topi atas hasil keringatnya. Kelompok terbesar yang gusar atas hasil penelitiannya adalah penggila durian.
"Jika aroma durian dihilangkan hanya karena sejumlah orang tak menyukainya, kenikmatan menyantap buah itu akan raib," ujar ahli buah tropis di Amerika Serikat, Joe Real, seperti dinukil dari laman NPR.
Songpol tak kalah gesit. Ia menyatakan bahwa aroma durian silangnya tak hilang, hanya berkurang.
"Durian-durian itu ditujukan untuk mereka yang tak punya pengalaman mengonsumsi buah itu sebelumnya," ujar sang doktor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar