KOMPAS.com - Valentino Rossi hanya tinggal memiliki waktu beberapa hari saja untuk berpetualang bersama Ducati. Pasalnya, dua hari setelah GP Valencia akhir pekan ini, "The Doctor" akan kembali duduk di atas sadel Yamaha M1 dan memulai perjuangannya bersama tim Jepang tersebut.
Selama dua tahun membesut Desmosedici, Rossi mengalami masa paling suram sepanjang kariernya karena dia tak pernah meraih kemenangan. Juara dunia tujuh kali MotoGP ini pun mengakui, dirinya sudah membuat keputusan yang salah.
"Sepanjang karierku, saya tidak pernah membuat sebuah pilihan yang buruk. Sekarang, saya sudah melakukannya," ujar Rossi kepada majalah Sport Rider, seperti dikutip GPOne, Selasa (6/11/2012).
Peraih sembilan gelar juara dunia grand prix ini pun akhirnya memberikan pujian kepada Casey Stoner, pebalap yang posisinya di Ducati digantikannya - Stoner memilih pindah ke Repsol Honda. Menurut Rossi, hanya Stoner yang bisa menjinakkan keliaran Ducati sehingga berhasil menjadi juara dunia musim 2007.
"Casey merupakan satu-satunya pebalap yang bisa cepat bersama Ducati; semua pebalap lain yang mencoba sudah hancur tak hanya karier mereka, tetapi juga pikiran. Jadi, selamat untuk Casey. Dua tahun lalu saya tidak memahami perbedaan antara Stoner dan para pebalap Ducati lainnya, dan setelah dua tahun saya menunggang Ducati saya masih tidak memahaminya."
Meskipun mengalami dua musim yang pahit, Rossi belum mau lempar handuk. Kini, dia menatap harapan baru bersama Yamaha, tim yang pernah membawanya meraih empat gelar juara dunia MotoGP sebelum dia pindah pada akhir 2010.
"Secara mental saya tidak mengalami kehancuran, terutama karena saya memiliki kesempatan lain. Tetapi waktuku di Ducati sangat berat, dua musim yang sangat sulit, terutama sangat frustrasi karena hasil yang buruk. Perasaan buruk yang kurang lebih sama dengan apa yang kami alami di Valencia pada 2010 dengan motor ini, setelah dua tahun.
"Dan kadang-kadang anda memiliki perasaan sudah membuang waktu. Dan ini memberikan frustrasi yang lebih besar. Tentu saja akan sangat berat mengatakan ciao kepada para sahabat. Tetapi pada saat yang bersamaan, kami tidak bisa meraih banyak hasil bagus sehingga ini merupakan keputusan yang bagus bagiku dan saya tak sabar lagi untuk menunggang M1."
"Sepanjang karierku, saya tidak pernah membuat sebuah pilihan yang buruk. Sekarang, saya sudah melakukannya," ujar Rossi kepada majalah Sport Rider, seperti dikutip GPOne, Selasa (6/11/2012).
Peraih sembilan gelar juara dunia grand prix ini pun akhirnya memberikan pujian kepada Casey Stoner, pebalap yang posisinya di Ducati digantikannya - Stoner memilih pindah ke Repsol Honda. Menurut Rossi, hanya Stoner yang bisa menjinakkan keliaran Ducati sehingga berhasil menjadi juara dunia musim 2007.
"Casey merupakan satu-satunya pebalap yang bisa cepat bersama Ducati; semua pebalap lain yang mencoba sudah hancur tak hanya karier mereka, tetapi juga pikiran. Jadi, selamat untuk Casey. Dua tahun lalu saya tidak memahami perbedaan antara Stoner dan para pebalap Ducati lainnya, dan setelah dua tahun saya menunggang Ducati saya masih tidak memahaminya."
Meskipun mengalami dua musim yang pahit, Rossi belum mau lempar handuk. Kini, dia menatap harapan baru bersama Yamaha, tim yang pernah membawanya meraih empat gelar juara dunia MotoGP sebelum dia pindah pada akhir 2010.
"Secara mental saya tidak mengalami kehancuran, terutama karena saya memiliki kesempatan lain. Tetapi waktuku di Ducati sangat berat, dua musim yang sangat sulit, terutama sangat frustrasi karena hasil yang buruk. Perasaan buruk yang kurang lebih sama dengan apa yang kami alami di Valencia pada 2010 dengan motor ini, setelah dua tahun.
"Dan kadang-kadang anda memiliki perasaan sudah membuang waktu. Dan ini memberikan frustrasi yang lebih besar. Tentu saja akan sangat berat mengatakan ciao kepada para sahabat. Tetapi pada saat yang bersamaan, kami tidak bisa meraih banyak hasil bagus sehingga ini merupakan keputusan yang bagus bagiku dan saya tak sabar lagi untuk menunggang M1."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar