Add caption |
“Kami menawarkan tingkat kenyamanan yang sebanding dengan penjara tak terawat. Kami juga menyediakan kantin terbuka yang menyajikan berbagai macam hidangan berbahan telur yang sudah dalam kondisi tak baik,” demikian petikan iklan itu, seperti dilansir lamanorange.co.uk.
Penginapan itu bahkan dengan bangga menyebut sejumlah fasilitas menyedihkan seperti: kasur tipis, dinding penuh coretan kumuh, lemari locker dari logam, pintu yang tak bisa terbuka, dan kamar tanpa jendela.
Di tengah serbuan hotel atau penginapan yang menjanjikan kemewahan sebagai standar pelayanan, ‘The Hans Brinker Budget Hostel’ justru dengan bangga memperkenalkan diri sebagai hotel murah di kota Amsterdam yang kotor, dingin, dan bercahaya redup.
Bahkan penafian (disclaimer) yang tertuang di situs mereka berbunyi, “Mereka yang ingin menginap harus menanggung risikonya sendiri, hotel tidak bertanggung jawab atas keracunan makanan, gangguan mental, hilangnya anggota badan, paparan radiasi, dan timbulnya penyakit terkait wabah di abad ke-18.”
Adakah yang mau menginap di sana? Iklan kontroversial itu nyatanya justru menjadi semacam strategi promosi yang sukses. Banyak backpackers yang justru tertantang membuktikan kengerian itu.
“Banyak wisatawan yang rupanya menyukai gaya humor kami yang terkesan kasar, dan semua itu sebenarnya justru membuat mereka merasa puas setelah keluar hotel, karena ketika masuk memang sama sekali tak berani berharap apapun,” kata manajer hotel, Tijmen Receveur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar