Kamis, 12 Juli 2012

Mengapa Pria Ini Memiliki Otak Paling Kecil


VIVAnews - Seorang pria bisa menjalani kehidupan normal kendati kondisi fisiknya tidak normal. Seperti pria yang memiliki otak paling kecil ini. Porsi otak lelaki ini kecil lantaran ada cairan di dalam tengkorak otak itu.

Otak tertutup cairan (kiri), otak normal (kanan)
Add caption

Hasil pemindaian di laboratorium menunjukan bahwa dalam rongga otak pria yang berusia 44 tahun ini terdapat banyak cairan. Dan cairan itu memenuhi ruang yang disebut ventrikel. Cairan ini membanjiri sebagian besar ruang dalam tengkoraknya. Cairan ini hanya menyisakan sedikit saja lapisan tipis jaringan otak. 
“Sangat sulit bagi saya untuk mengatakan dengan pasti persentase pengurangan otaknya. Kami tidak menggunakan piranti lunak untuk mengukur volumenya. Secara visual, ukuran otaknya berkurang lebih dari 50 hingga 75 persen,” ujar ahli syaraf Universitas Mediterranean di Marseille, Perancis, Lionel Feuillet.
Meski ukuran otaknya kecil  hidup pria ini tetap normal. Dia sukses menjadi  ayah dari dua anak. Dia bekerja sebagai pegawai negri sipil. Porsi otak yang kecil ini baru diketahui ketika kaki pria ini lemah dan memeriksakan diri ke dokter. Pihak rumah sakit lalu melakukan cek secara menyeluruh.
Feuillet dan koleganya menjelaskan kasus pasiennya ini dalam jurnal The Lancet. Staf Feuillet melihat rekam medis pria berotak kecil ini. Ternyata, pria ini dipasangkan pipa kecil ke dalam kepalanya ketika bayi. Pipa itu untuk mengeringkan cairan dalam otaknya karena dia menderita hidrosefalus.
Hidrosefalus merupakan kondisi otak yang mengalami produksi berlebihan cairan serebrospinal. Kepala bayi akan terlihat membesar. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.
Penanganan penyakit ini bisa dilakukan dengan memasang pipa kecil atau shunt di otak. Pipa ini untuk mengalirkan kelebihan cairan ke bagian tubuh lain yang dapat menyerapnya.
Shunt pada pria ini dilepas ketika dia berusia 14 tahun.
Peneliti mengecek kondisi otaknya menggunakan perangkat teknologi pemindaian otak,  Computed Tomography (CT). Mereka juga melakukan pemeriksaan dengan alat pemindai imaji resonansi magnetik (MRI).
Para peneliti kaget melihat “pembesaran parah” pada ventrikel lateral. Bagian itu merupakan ruang kecil yang menaungi cairan serebrospinal yang berfungsi sebagai bantalan otak. Cairan serebrospinal dapat melindungi otak ketika mengalami trauma kecelakaan.
“Keseluruhan bagian otak frontal, parietal, temporal, dan lobus occipital mengalami pengurangan jumlah. Pengurangan ini terjadi pada kedua sisi kiri dan kanan. Wilayah ini mengontrol pergerakkan, sensitifitas, kemampuan bahasa, pandangan, pendengaran, emosional, dan fungsi kognitif,” ujar Feuillet kepada New Scientist.   
Kendati memiliki otak kecil, pria ini memiliki IQ 75. Skornya memang di bawah 100, tapi dia dinilai tidak cacat mental.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar