Rabu, 11 Juli 2012

Review : MotoGP Jerman 2012


GP Mania – ‘Orang pertama yang harus dikalahkan oleh seorang pembalap tak lain adalah rekan satu timnya sendiri.’ Prinsip balap ini sepertinya sangat kental terasa pada Grand Prix Jerman yang berlangsung di sirkuit Sahsenring akhir pekan lalu.
Stoner Crash Sachsenring 300x187 Review: MotoGP Jerman 2012
Add caption
Selepas start, duel antar pembalap dari tim yang sama langsung terjadi. Dani Pedrosa vs Casey Stoner, Ben Spies vs Jorge Lorenzo, Valentino Rossi vs Nicky Hayden dan bahkan dari kategori CRT juga ada pertarungan antara Randy de Puniet vs Aleix Espargaro.
Tidak terlalu sulit bagi Lorenzo untuk mematahkan perlawanan Spies, sementara Rossi memilih menunggu di belakang. Di lain pihak, pertempuran antara Dovizioso-Crutchlow serta Pedrosa-Stoner berlangsung nyaris sepanjang balapan.
Semuanya seperti memegang teguh prinsip bahwa kalah dari team-mate jauh lebih memalukan daripada ditaklukkan oleh rider dari tim lain. Di sisi lain, bertarung jarak dekat dengan paket motor yang sejenis seringkali membuat “frustrasi”, karena keunggulan dan kelemahan motor nyaris sama persis. Hanya setup dan riding style masing-masing pembalap yang membedakannya. Dalam kondisi ini, kesalahan sangat mungkin terjadi.
Jika biasanya rider yang dikejar yang memikul beban tekanan lebih berat, di Sachsenring justru yang berstatus mengajar yang kalang kabut.
Motor Crutchlow meluncur ke gravel ketika hendak menyalip Dovi. Dia masih punya sedikit keberuntungan karena bisa melanjutkan balapan meski harus terjebak pada kelompok yang beranggotakan Rossi, Hayden, Hector Barbera dan Alvaro Bautista.
Sedangkan bagi Stoner, kesalahan yang dilakukannya pada dua tikungan menjelang finish berakibat jauh lebih fatal. Rider Australia itu harus pulang tanpa menuai satupun poin.
Casey jelas sangat berambisi untuk menggagalkan kemenangan pertama Dani di musim 2012 ini. Dia seharusnya bisa saja memilih jalan aman finish kedua karena toh hasil itu telah cukup baginya untuk menyalip poin Lorenzo di kelasemen.
Tetapi, tetap ada sisi positif dari apa yang dilakukan Stoner pada GP Jerman tersebut. Setidaknya ini membuktikan kalau rencana pensiunnya di akhir musim tidak menyurutkan ambisinya untuk meraih kemenangan di setiap seri.
Hal yang sedikit berbeda dialami oleh Valentino. Di lap-lap awal ia merasa sangat sulit untuk memimpin kelompoknya, atau barangkali ia sangat yakin kalaupun memaksa menerobos, posisinya akan segera bisa diambil alih oleh rival-rivalnya. The Doctor kemudian memutuskan untuk menunggu saat yang tepat untuk menyerang.
Ketika ban motor Hayden mulai terkikis dan di antara manuver “panik” yang dilakukan oleh Crtuchlow, Bautista dan Barbera, Rossi berhasil menerobos untuk mengamankan posisi keenam. Bahkan jika tidak terhalang bendera kuning, ia mungkin saja bisa menangkap Stefan Bradl.
MotoGP kini semakin mendekati pertengahan musim. Perebutan gelar juara dunia masih terbuka lebar terutama bagi trio Lorenzo-Pedrosa-Stoner. Jorge kini kembali memimpin kelasemen sementara. Namun kubu Yamaha sepertinya mesti segera berbenah.
Sejak seri Assen lalu, Honda tampak mengalami kemajuan pesat. Di Sachsenring, Dani finish hampir 15 detik lebih cepat dari Lorenzo. Sementara Ducati menggantungkan harapan besar pada sesi test yang akan digelar sehari setelah race di Mugello.
Dari kubu CRT, motor ART muncul sebagai primadona. Dari delapan seri yang sudah berlangsung, hanya pada seri perdana di Qatar, Colin Edwards yang menunggang Suter-BMW finish sebagai rider CRT terdepan. Tujuh seri sisanya posisi tersebut dimonopoli oleh penunggang ART (Espargaro, de Puniet & James Ellison).
Kabar beberapa tim akan beraih ke mesin atau chassis lain mulai merebak. Ioda Racing Project dikabarkan sedang melakukan penjajakan dengan mesin Aprilia dan juga BMW, Sementara tim Forward Racing akan segera menguji coba paket FTR-Honda. Semoga saja pada paruh kedua musim 2012, para pembalap dari kategori ini lebih mampu berbuat banyak sehingga kehadiran mereka tidak sekedar meramaikan starting grid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar