Add caption |
Tokyo: Kepolisian Jepang dilanda kebingungan. Musababnya, mereka harus membagi hadiah terhadap pemberi informasi keberadaan buron pelaku bom gas di stasiun Kereta 1995 silam. Ada dua orang yang membantu memberikan informasi tertangkapnya pelaku penebar gas sarin itu.
Pencarian selama 17 tahun berujung awal Juni 2012. Saat itu, Katsuya Takahashi yang diyakini terlibat dalam pelaku bom terlihat di Kafe. Media lokal menyebut ada dua orang yang berhak terhadap hadiah itu. Seorang yang menghubungi polisi bahwa pria 54 tahun itu berada di Kafe. Serta seorang lagi yang bekerja di Kafe.
Laporan menyebut bahwa pekerja kafe-lah yang memaksa petugas untuk melihat pelanggannya. Dia yakin lelaki yang fotonya muncul di televisi beberapa pekan sebelumnya itu adalah pelempar bom yang menewaskan 13 orang.
Penangkapan Takahasi terjadi setelah rekannya, Naoko Kikuchi, 40 tahun, dibekuk polisi beberapa pekan sebelumnya. Informasi keberadaan Kikuchi berasal diungkap oleh saudara kekasihnya. Kekasihnya yang juga kini ditahan, mengaku mengetahui status Kikuchi sebagai buron nomor wahid.
Kini setelah keduanya berhasil ditahan, polisi masih bingung memutuskan membagi hadiah. Mereka menimbang apakah keterangan rahasia masuk kualifikasi dapat duit 10 juta jen (Rp 1,25 miliar). Kepolisian Metropolitan Tokyo dan Agensi Polisi Nasional menolak berkomentar terhadap status hadiah. Tapi mereka menegaskan, hadiah tetap dibagi setelah ada kajian dari Komite Kepolisian dan Kepala Polisi Nasional.
Saat ini, baik Takahashi dan Kikuchi belum didakwa. Bisa dipastikan mereka akan mendapat tuduhan pembunuhan tingkat pertama. Keduanya sudah mengaku terlibat dalam Aum Supreme Truth, sebuah sekte kiamat yang dipimpin oleh Guru yang sebagian buta dan memiliki obsesi terhadap gas Sarin. Kini mereka terancam hukuman mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar